Jumat, 18 Oktober 2013

Love

Malam ini pukul 23.28 gue mulai untuk menulis sedikit pengalaman gue tentang wanita, hati, dan kebanggaannya.
 
Banyak hal yang bias di banggain dari seorang wanita, siapa pun itu. Termasuk juga kalian yang mungkin baca blog ini dan tentunya wanita.
 
Bukan hanya wajah yang cantik, kepribadian yang menawan, lalu tubuh yang aduhai. Engga cuma itu saja yang menjadi sebuah kebanggaan wanita. Tapi juga "Hati". Hati wanita itu jauh lebih lembut ketimbang laki-laki. Wanita lebih banyak menilai dengan hati ketimbang dengan logikanya. Mendahulukan yang dirasa ketimbang yang terfikir dengan daya nalar. Ketika seorang wanita berkata dan bertindak dengan menyampingkan hatinya, maka buat gue sendiri, wanita tersebut perlu di pertanyakan statusnya sebagai seorang wanita.
 
Selain itu menjadi sebuah kebanggaan, itu bisa menjadi sebuah malapetaka. Maka dibutuhkan kebijaksanaan yang besarrrrr banget untuk tahu kapan kita harus mendahulukan hati dan logika. Termasuk dalam suatu hubungan. Ya, dalam sebuah hubungan terkadang wanita lebih memprioritaskan hati ketimbang logika. Menggunakan 90 % hatinya, dan 10% logikanya. Tidak masalah memang jika itu dengan pasangan yang tepat. Jika tidak maka akan sangat mengecewakan. Mungkin bagi sebagian orang terlihat bodoh menghitung-hitung sebuah perasaan dan logika, tapi harus digaris bawahi keduanya harus saling melengkapi.
 
Gue menulis hanya berdasarkan sebuah pengalaman saja, tidak memaksa untuk menerima pendapat ini, tapi gue hanya mengungkapkan apa yang menjadi kesimpulan gue. Ketika wanita dengan bangganya menilai seorang pria dengan hatinya, maka wanita tersebut telah jatuh cinta. Cinta yang baik adalah cinta yang tidak melukai hati nurani itu sendiri. Terutama bagaimana cara kita untuk menyampaikan rasa cinta itu. Terkadang kita mungkin lupa bagaimana mencintai dengan cara yang tepat, dan yang gue tahu dan gue mau, cara yang tepat adalah cara yang halal di hadapan Tuhan. Terkadang juga kita beranggapan bahwa cara kita sudah menjadi cara yang tepat untuk mencintai pasangan kita. Atau bahkan terkadang kita sengaja membenarkan sendiri cara kita mencintai pasangan kita.
 
Kalau orang bilang Love is Blind, sah-sah saja untuk memakai kata itu. Setiap orang punya pandangannya masing-masing tentang cinta. Tapi gue sama sekali engga mau itu terjadi buat gw. Love is never blind for me. Gue mau mencintai tapi gue mau tetep menilai cinta gue dengan mata hati gue. Sehingga cinta yang gue kasih bisa menjadi cinta yang sehat dan halal tentunya. Karena buta berarti tak dapat melihat, sehingga kita juga engga tahu jalan mana yang tepat untuk kita ambil, that's why gue gamau dibutakan karena cinta, tapi gue mau diberkati cinta yang Tuhan Kasih.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar